Teknologi pemurnian yang umum digunakan laboratorium adalah reverse osmosis ( RO), destilasi, dan deionisasi. Destilasi dan deionisasi serupa dalam menghilangkan ion ion dalam air. Namun, keduanya memiliki perbedaan dalam hal lainnya. Pada artikel ini akan dibahas perbedaan dari air destilasi dan deionisasi.
Destilasi
Air suling/destilasi adalah jenis air demineralisasi yang mengunakan teknologi pemurnian destilasi. Metode destilasi melewati proses pemanasan, penguapan dan kondensasi dalam menghasilkan air suling. Pada proses destilasi garam dan partikulat dalam air dihilangkan/reduce. tetapi untuk biaya operasional teknik destilasi sangat mahal dan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Deionisasi
Air deionisasi dihasilkan dari sumber air yang melewati suatu resin yang bermuatan listrik (kation dan anion). Air deionisasi bersifat reaktif, sehingga sifatnya akan berubah segera setelah terpapar udara. deionisasi memiliki pH 7 ketika dikirim, tetapi segera setelah kontak dengan karbon dioksida dari udara, CO2 terlarut bereaksi untuk menghasilkan H + dan HCO3-, mendorong pH lebih dekat ke 5,6.Proses deionisasi tidak menghilangkan spesies molekuler (misalnya, gula) atau partikel organik yang tidak bermuatan (kebanyakan bakteri, virus).
Aplikasi Air Deionisasi dan Destilasi.
Dengan asumsi sumber air yang digunakan adalah air keran/air tanah ,berikut beberapa aplikasi air suling yang dapat digunakan di laboratorium.
- pelarut untuk preparasi sampel
• blanko
• standar kalibrasi
• larutan pencuci glassware
• sterilisasi peralatan
• feed water untuk menghasilkan ultrapure water
Kemurnian air deionisasi tergantung pada sumber air yang digunakan. Berikut beberapa aplikasi air deionisasi yang dapat digunaka di laboratorium :
- aplikasi pendinginan
• autoclave mikrobiologi
• larutan pencuci dan pembilas
• preparasi pelarut
• blanko
• standar kalibrasi
• dalam baterai.
Oleh karena itu, dari kedua teknologi tersebut perbedaan yang paling mendasar adalah kualitas air yang dihasilkan pada keduanya yang dapat berpengaruh pada aplikasi penggunaan air tersebut. Selain itu, air deionisasi bersifat korosif maka dari itu tidak direkomendasikan penggunaan air deionisasi untuk aplikasi yang melibatkan kontak jangka panjang dengan logam.